"IT HURTS" just a story. NOT a REAL story!


“Kamu tunggu disini aja ya, duduk disini. Aku mau beli makanan dulu.” Kata Sasha kepada putri.
“ya, baik.” Jawabku polos.
“kamu manu nitip apa nih?” tanya sasha.
“hmm.. aku nitip sandwich sama teh botol aja deh ya.” Jawabku.
                Aku menunggu sasha yang sedang membeli makanan, sambil mendengarkan lagu kesukaanku. Boyband yang sedang fenomenal di kalangan remaja saat ini. Ya, lagu Sm*sh – I Heart You. Tapi tiba-tiba saat aku lagi asik menyanyikan dan mendengarkan ada yang memegang tanganku, aku langsung melepas iPod ku.
“kamu sudah selesai sha beli makanannya?” tanyaku.
Ini bukan sasha kak. Ini zahara. Seseorang menyuruhku untuk memberikan ini padamu.” Sambil meberikan bunga ke tanganku.
“bunga? Bunga ini dari siapa ya?” tanyaku heran.
“gak tau kak. aku pergi dulu ya kak.” katanya.
                Aku mencium bunga yang diberikan oleh adik kecil tadi. Bunga ini, bunga kesukaanku, mawar putih.
“nih pesenanmu.” kata sasha yang mengagetkanku sembari memberi pesananku.
“eh kamu sha, bikin kaget saja, terimaksih ya.” Aku meletakkan bunganya dan mengambil pesananku.
“bunga dari sipa itu? Cieeee putri punya penggemar nih yeeee” ledek sasha.
“aku juga gak tau nih.. dari siapa.. kamu sendiri kan tau, kalau aku gak bisa melihat.”kataku.
“maaf deh, sudah, jangan ngebahas itu lagi, nanti kamu jadi sedih.”kata sasha.
Tapi, dari mana ya dia tu kalau kamu suka mawar putih?” tanya sasha sambil melahap makanannya.
“gak tau.” Jawabku.
                Setelah bersantai, sasha mengantarku pulang kerumah dan sasha memang teman yang baik. Dia adalah sahabatku yang paling setia menemaniku walaupun dengan keadaanku yang tak sesempurna dulu. Sebelum aku buta, kami itu bertiga, tetapi setelah terjadi kecelakaan, temanku yang bernama dea menjauh dariku dan menjauh dari sasha. kata teman-teman yang lain, dia malu berteman denganku karena aku buta, aku juga gak bisa memaksakan dia karena itu hak dia.
                Sesampai dirumah, aku meminta mama untuk meletakkan bunga tadi dan meletakkannya di dalam vas untuk aku letakkan di kamar.
“bunganya dari siapa itu put? Dari pacarmu si ilham ya?” tanya mama.
“bukan mah, bukan ilham. Tapi tadi ada ank kecil yang memberiku namanya zahara. Tadi putri juga nanya nama yang memberi bunga itu tetapi dia gak tau.”
“oooh.. berarti anak mama ini punya penggemar dong.” Goda mama.
“apasih ma.. emangnya putri artis?”
“buktinya aja dia ngasih bunga sama kamu. Udah gitu unga keskaan kamu lagi.” Jelas mama.
“udah deh ah ma, mama bikin aku GR aja deh.” Kataku.
                Mama hanya tertawa mendengar perkataanku.
Besoknya.. aku dan sasha kembali ke taman kagi. Kami memang suka tiap paginya pergi ke taman untuk menghirup udara segar.
“kak.. ini untuk kakak..” kata zahara tiba-tiba.
“kamu adik yang kemarin ya?”
“iya kak, aku zahara.. ini kak untuk kakak..”
“buat aku gak ada ya dek?” tanya sasha bercanda.
“gak ada kak..” jawab zahara polos.
“yaaah berarti aku gak punya penggemar dong?”
“hmm.. haha ue kak udah dulu ya kak.” kata zahara sambil berlalu.
“terimakasih ya adek..” teriakku.
“hari ini kamu dapet boneka panda loh..”
“boneka panda? Loh? Kok dia bisa tau sih? Aku makin penasaran deh sama dia.” tanyaku bingung.
“Yaudah ah. Aku juga bingung nih.. gak usah dipikirin ya.. kita pulang aja yuk udah mau siang”
                Setelah hampir 2 bulan.. dia tetap memberiku bermacam-macam hadiah.. mulai dari bunga, boneka, coklat, kalung, sepatu, tas, dan yang lainnya..
“PUTRIIIIIII” teriak sasha dari luar rumahku.
                Mamaku keluar untuk memberitahu sasha kalau aku hari ini tidak bisa ikut dia pergi ke taman, karena putri lagi sakit.
“aduh sasha.. maaf ya, putrinya lagi sakit. Dan dia gak mau kemana-mana dulu”
“ooh ya udah tante, terimakasih ya tante. Sasha pergi dulu ya.”
Dan tibalah sasha di taman. Duduk sendirian di bangku taman sambil membaca buku dan mendengarkan lagu favorite putri, smash – I Heart You.  Dan tiba-tiba..
“eh tunggu.. itu bukannya zahara? Dia lagi sama siapa? Jangan-jangan dia lagi yang sering memberi putri berbagai macam barang dan benda kesukaanya.. aku samperin ah..”
“zahara, kamu lagi sama siapa?” tanya sasha kepada zahara.
Zahara hanya diam dan bingung dan pergi meninggalkan sasha dan pria itu berdua.
“kamu temannya putri ya?”
“ya aku temannya putri, ada apa?”
“kenalin aku dicky. Putrinya mana? Eh ngobrolnya di cafe aja yuk, biar santai.”
Sampainya di cafe..
“yuk dilanjutin..” kata dicky.
“oke, aku sasha, putri lagi sakit. Katanya mamanya sih pusing.”
“oh sasha, oke. Sas, nitip ini buat putri dong..”
“bisa,, tapi aku bingung. Kamu itu siapa? Kamu suka ya sama putri? Kamu teman kampus putri ya?”
“hmm... iya aku teman sekampusnya, aku tau putri tapi putri gak tau aku.. jujur aja.. aku tau putri sejak lama.”
“kamu tau kan kalau putri itu buta? Bukannya ada maksud apa-apa.”
“aku tau kok, secara aku ini temen kampusnya, aku gak perduli kok. Menurut aku, dia itu sempurna dimata aku.”
“kamu tau kan kalau putri juga sudah punya pacar?”
“aku tau kok. Nama pacarnya ilham kan? Tapi aku gak perduli karena walau bagaimanapun aku gak bakal bisa pacaran sama putri.” Jelas dicky.
“kenapa gak mungkin? Apa karena ada ilham? Aku tau ilham itu juga sudah punya pacar lagi selain putri. Aku dengar dari teman-temanya dia.”
“terus kenapa kamu ga bilang ke putri?”
“kalau putri tau, itu pasti terlalu menyakitkan banget buat putri, putri itu terlalu sayang sama ilham. Aku gak tega memberitahu hal ini sama dia, di tambah lagi dengan kecelakaannya yang mengakibatkan dia tidak bisa melihat, dia masih sedih sampai sekarang.”
“kecelakaan?”
“iya.. kecelakaan.. waktu itu dia pulang dari cafe putri mengalami kecelakaan. Eh tunggu dulu, maksud kamu tadi, kenapa kamu bilang kamu gak bisa jadian sama putri?”
“jujur aja nih ya sha, aku itu punya penyakit yang gak bisa di sembuhin..”
“maksudnya? Aku gak ngerti.. kamu sakit apa?”
“oke.. gini.. aku itu punya penyakit. Sakit kanker darah stadium akhir.” Ucap dicky.
“apa? Kanker darah?” kata saha terkejut.
“iya.. makanya aku gak berani nemuin putri. Karena itu semua pasti akan membuat putri sedih”
“tapi, dengan kamu gak jujur dengan putri, dia bakaln bisa lebih sedih lagi.”
“mungkin lebih baik dia gak tau aku sama sekali.”
“terserah kamu sih.. tapi menurut aku, kamu jangan pernah putus asa dengan penyakitmu.”
“iya.makasih ya.” Dicky tersenyum.
“hmm eh udah sore nih, aku mau pulang dulu ya..”
“oke sasha. Maksih buat waktunya ya..”
“siiiiiiip!! Bye dicky.”
                Sasha tidak langsung pulang kerumahnya, tetapi dia mapir sebentar dirumah putri untuk memberi hadiah yang diberi oleh dicky.
“assalamualikum..”
“waalaikumsalam.. sebentar ya.” Sahut mama putri.
“eh kamu sasha.. ayo masuk. Putrinya ada tuh dikamar. Naik aja ke atas..”
“baik tante. Permisi ya tante,”
                Sasha keatas dan menemui putri dikamarnya..
“putriiiiiiiiiiiiii, gimana keadaannya? Udah membaik?”
“sashaaaa, udah kok. Udah mendingan”
“syukurlah.. eh ini ada titipan buat kamu.. biasa.. dari penggemarmu itu loh hahaha.” Ledek sasha.
“hahah ada-ada aja... oh iya.. aku punya kabar baik nih..” kata putri.
“kabar baik apa? Cerita dong..”
“aku bakaln bisa ngeliat lagi..”
“maksud kamu? Kamu udah nemuian pendonor buat kamu?
“iya sha, aku bakal hidup normail kaya dulu lagi!”
“pendonornya siapa put?”
“gak tau.. dia gak mau nyebutin namanya..”
                Hari-hari terus berlanjut dengan rasa deg-degan di hatiku... dan sampai pada akhirnya ada telfon dari dokter.. bahwa aku akan di operasi. Dan tibalah saatnya aku akan di operasi, aku segera memberitahu sasha dan ilham untuk menemaniku selama proses operasi selesai. Sampai akhirnya pembukaan perban mataku, aku sangat deg-degan sekali.
“nanti setelah perbannya dibuka, matanya dibuka pelan-pelan saja ya..” ucap dokter.
“baik dok..”
                Setelah itu..
“mama.. aku bisa ngeliat lagi!” ucapku sambil memeluk mama.
“Ilham, sasha, aku bisa ngeliat lagi..”
“iya put,, aku ikut seneng..” sasha memluk ilham.
“selamat ya sayang.. aku juga ikut seneg..” ilham memeluk putri.
                Hari-hari berlalu, aku masih tetap tinggal di rumah sakit. Banyak teman-temanku, saudara, yang menemaniku dirumah sakit. Tetapi hanya sasha dan mama yang menemaniku setiap hari, terkadang ilham juga menjengukku sesekali, karena dia sibuk dengan sekolahnya.
“put.. gue mau jujur nih sama lo..”
“jujur apa sas?”
“sebenernya cowo yang selalu ngirimin kamu berbagai macam benda kesukaan kamu itu temen sekampus kamu loh.. namanya dicky. Dicky muhammad prasetya. Kamu tau?”
“dicky? Oh dicky itu.. aku tidak tau dia.. aku Cuma pernah mendengar namanya saja..”
“dia suka sama lo!”
“yaampun sha.. kamu serius? Kenapa gak bilang sejak awal sih? Lagian gue gak mungkin suka sama dia,lo ka udah tau gue udah punya ilham! Muhammad Ilham Fauzi Effendi” ledek putri pada sasha.
“iyaa gue tau gue tau..  tapi ada satu hal yang belum lo tau tentang ilham.. semenjak kamu buta, dia nyari cewe lain lagi!
“gak mungkin.. kamu pasti bercanda.. ilham itu juga sayang sama aku. Dia baik”
“kamu masih gak percaya? Ini aku punya bukti foto-fotnya. Ini aku dapat dari dicky.”
“gak mungkin.. ini pasti gak mungkin..” putri shock.
“jangan nangis. kamu udah taukan bejatnya ilham gimana. Mending kamu putusin dia. Dan cari dicky. Dia lebih baik daripada ilham. Dicky udah cerita banyak sama aku. Dicky ngeliat kamu gak dari fisik, sementar ilham, hanya kamu masih sempurna aja dia mau sama kamu.” Bentak sasha.
“tapi kamu kan tau, aku sayang banget sama ilham sha!!”
“aku tau, aku ngerti perasaan kamu, tapi apa kamu mau di giniin ilham? Gak kan?”
“ntahlah.. “
                Beberapa minggu kemudian, setelah aku memutuskan hubungan untuk tidak berpacaran lagi sama ilham, aku masih merasa kecewa, sakit, dan kesal. Walaupun saat aku memutuskan untuk putus sama ilham, ilham tidak mau, karena ia bilang dia sudah putus dengan pacarnya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, aku sudah terlanjur kecewa dan akit hati. Sampai suatu saat ilham meminta aku untuk menemuinya dimana tempat kami pertama bertemu.
“put, dengerin aku, percaya sama aku. Aku janji bakal berubah. aku ga bakal ngulangin lagi. Please, maafin aku.”
“ham, sorry ya.. gue bukan boneka yang seenaknya lo mainin”
“please, aku janji aku bakal...”
                Belum sempat ilham menyelesaikan omongannya, putri memotongnya.
“stop! Ada orang lain! Aku jatuh cinta pada orang lain!”
                putri langsung meninggalkan ilham..
***
begitulah sampai akhirnya, ilham benar-benar kecewa dan pasrah. Aku Cuma ingin dia ngerasain gimana sakitnya aku saat dia mempermainkan aku. beberapa hari kemudian, aku mencari tau tentang dicky dari temen-temen kampus, dan akhirnya aku dapet alamatnya dicky, aku bingung kenapa alamatnya sama dengan alamatnya Rafael, walaupun aku belum pernah main ke rumah rafael. Rafael itu teman dekatku. Dan ternyata dari beberapa sumber yang aku tanya tentang dicky ternyata dicky mengidap penyakit kanker stadium akhir. Dan ternyata juga, sasha memberitahuku bahwa yang mendonorkan kornea mata untukku adalah DICKY! Ya dicky! Kaget. Aku kaget, gak percaya. Kenapa aku gak tau semuanya dari awal, dan coba saja dicky berani mendekati aku, mungkin semuanya gak bakalan jadi begini. Aku menemui rafael. Rafael cerita banyak padaku. Rafael itu ternyata, kakaknya dicky. Ternyata rafael, sesesorang yang sudah lama aku kenal, dia adalah kakaknya dicky. Dicky tau aku dari Rafael. Hbiku, kesukaanku, dan lain-lain. Rafael berjanji pada dicky bahwa dia gak akan memberitahu sedikit pun tentang dicky pada aku. Semua udah terbongkar, aku benar-benar gak percaya pada semua ini. Ilham, orang yang benar-benar aku sayang pada awalnya berubah menjadi orang yang paling aku benci. Dan dicky orang yang benar-benar aku sayang pada saat ini sudah pergi untuk selamanya.  Semua udah pergi. Dan beberapa bulan kemudian, aku sudah bisa lepas dari bayang-bayang mereka. Dan aku semakin dekat dengan teman dekatku, Rafael. Dan pada saat itu. Rafael berani mengungkapkan perasaannya padaku. Aku kaget gak  percaya sekaligus aku juga senang. Dan sampai pada akhirnya aku dan rafael sudah berpacaran. Bahagia, aku percaya tuhan memang punya rencana yang indah. Dan semua kan indah pada waktunya.
Well. Ilham datang lagi padaku, dia marah karena aku berpacaran dengan rafael, teman 1 dancernya. Ilham mendatangiku saat aku lagi santai di kantin kampusku.
“put, aku mau bicara, aku masih ga habis fikir sama kamu.”
“apalagi sih? Udah ya.. ini itu udah lama. Aku udah punya pacar, dan aku muak sama kamu! Tolong jangan ganggu aku lagi. Cari sana cewe yang lebih sempurna!”
“tapi...”
“you made your choice, and it wasn’t me. So, if you try to come back and the choice is mine, it won’t be you. Karma hurst, baby. Eh, rafael udah jemput gue tuh. Gue duluan ya...”
“put.. tungguu..”
“gue gak ada waktu buat lo. Bye”
                Aku meninggalkan ilham gitu aja, ntahlah.. sampai sekarang aku juga gak tau bagaimana kabarnya. Memang sih, dia masih suka sms dan mencoba menelfonku, tapi gak pernah aku ladenin. Biar dia merasakan bagaimana di sakitin. Sudah ada yang lebih sempurna dimataku, Rafael. Ya dia adalah rafael. Seseorang yang selama ini aku cari untuk teman hidupku.




                Tuhan itu emang adil. Karma itu berlaku. Bahkan lebih menyakitkan dari yang kita kira


di post kan oleh: http://adgavputri.blogspot.com/ (udah diizinin boleh di post di blog saya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar